03 November 2008

Ulang taun Ibunya ma2 (Eyang Putrinya ka2) - 31 Okt 2008

"Ibu, I Miss You So Much" by Jamil Azzaini - Kubik Leadership

Jakarta, Hukum kekekalan energi dan semua agama menjelaskan bahwa apapun yang kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita melakukan energi positif atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula bila kita melakukan energi negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan berupa keburukan pula. Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah pengalaman pribadi yang terjadi pada 2003.

Pada September-Oktober 2003 isteri saya terbaring di salah satu rumah sakit di Jakarta. Sudah tiga pekan para dokter belum mampu mendeteksi penyakit yang diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan. Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu pekan isteri saya telah terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang tersambung ke sebuah layar monitor.

Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri saya. Dokter berkata, "Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat ibu". Sayapun menjawab "Mengapa dokter meminta izin saya? Bukankan setiap pagi saya membeli berbagai macam obat di apotek dokter tidak meminta izin saya" Dokter itu menjawab "Karena obat yang ini mahal Pak Jamil." "Memang harganya berapa dok?" Tanya saya. Dokter itu dengan mantap menjawab "Dua belas juta rupiah sekali suntik." "Haahh 12 juta rupiah dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok? Dokter itu menjawab, "Sehari tiga kali suntik pak Jamil".

Setelah menarik napas panjang saya berkata, "Berarti satu hari tiga puluh enam juta, dok?" Saat itu butiran air bening mengalir di pipi. Dengan suara bergetar saya berkata, "Dokter tolong usahakan sekali lagi mencari penyakit isteriku, sementara saya akan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar penyakit istri saya segera ditemukan." "Pak Jamil kami sudah berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta bantuan berbagai laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak bisa kami deteksi secara tepat, kami harus sangat hati-hati memberi obat karena istri Bapak juga sedang hamil 8 bulan, baiklah kami akan coba satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami harus mengganti obatnya, pak." jawab dokter.
Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola kecil dekat ruang ICU. Saya melakukan sembahyang dan saya berdoa, "Ya Allah Ya Tuhanku... aku mengerti bahwa Engkau pasti akan menguji semua hamba-Mu, akupun mengerti bahwa setiap kebaikan yang aku lakukan pasti akan Engkau balas dan akupun mengerti bahwa setiap keburukan yang pernah aku lakukan juga akan Engkau balas. Ya Tuhanku... gerangan keburukan apa yang pernah aku lakukan sehingga Engkau uji aku dengan sakit isteriku yang berkepanjangan, tabunganku telah terkuras, tenaga dan pikiranku begitu lelah. Berikan aku petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha Tahu bahkan Engkau mengetahui setiap guratan urat di leher nyamuk. Dan Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu. Aku pasrah kepada Mu Ya Tuhanku. Sembuhkanlah istriku. Bagimu amat mudah menyembuhkan istriku, semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagat raya ini."

Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan kejadian puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya belum membayar biaya sekolah yang hanya Rp. 25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri mencuri uang ibu saya yang hanya Rp. 125. Saya ambil uang itu, Rp 75 saya gunakan untuk mebayar SPP, sisanya saya gunakan untuk jajan.

Ketika ibu saya tahu bahwa uangnya hilang ia menangis sambil terbata berkata, "Pokoknya yang ngambil uangku kualat... yang ngambil uangku kualat..." Uang itu sebenarnya akan digunakan membayar hutang oleh ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam dan tak berani mengaku bahwa sayalah yang mengambil uang itu.

Usai berdoa saya merenung, "Jangan-jangan inilah hukum alam dan ketentuan Yang Maha Kuasa bahwa bila saya berbuat keburukan maka saya akan memperoleh keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah penyakit isteri saya ini karena saya pernah menyakiti ibu saya dengan mengambil uang yang ia miliki itu." Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomor telepon rumah dimana ibu saya ada di rumah menemani tiga buah hati saya. Setelah salam dan menanyakan kondisi anak-anak di rumah, maka saya bertanya kepada ibu saya "Bu, apakah ibu ingat ketika ibu kehilangan uang sebayak seratus dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang lalu?"

"Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ngambil duit itu Mil, duit itu sangat ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya tega-teganya ada yang ngambil," jawab ibu saya dari balik telepon. Mendengar jawaban itu saya menutup mata perlahan, butiran air mata mengalir di pipi. Sambil terbata saya berkata, "Ibu, maafkan saya... yang ngambil uang itu saya, bu... saya minta maaf sama ibu. Saya minta maaaaf... saat nanti ketemu saya akan sungkem sama ibu, saya jahat telah tega sama ibu." Suasana hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian dari balik telepon saya dengar ibu saya berkata: "Ya Tuhan pernyataanku aku cabut, yang ngambil uangku tidak kualat, aku maafkan dia. Ternyata yang ngambil adalah anak laki-lakiku. Jamil kamu nggak usah pikirin dan doakan saja isterimu agar cepat sembuh." Setelah memastikan bahwa ibu saya telah memaafkan saya, maka saya akhiri percakapan dengan memohon doa darinya.

Kurang lebih pukul 12.45 saya dipanggil dokter, setibanya di ruangan sambil mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata "Selamat pak, penyakit isteri bapak sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu telah kami obati dan panasnya telah turun, setelah ini kami akan operasi untuk mengeluarkan bayi dari perut ibu." Bulu kuduk saya merinding mendengarnya, sambil menjabat erat tangan sang dokter saya berkata. "Terima kasih dokter, semoga Tuhan membalas semua kebaikan dokter."
Saya meninggalkan ruangan dokter itu.... dengan berbisik pada diri sendiri "Ibu, I miss you so much."

Keterangan Penulis:
Jamil Azzaini adalah Senior Trainer dan penulis buku Best Seller KUBIK LEADERSHIP; Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup.

Hari Jumat, 31 Oktober kemaren, bertepatan sama ulang tahunnya Ibunya ma2 (klo ka2 manggilnya "Eyang Putri') yang ke 64th, kebetulan ma2 dapet forwardan e-mail dengan contain di atas dari beberapa temen.

Asli, begitu membacanya kayaknya udah ada yg mo menetes dari sudut mata ma2. Jadi langsung teringat Ibu di rumah. ma2 buru2 berangkat di pagi hari Jumat itu sampe belum sempet ngucapin selamat ulang tahun buat Ibu yang ultah hari ini, mana ditelfonin juga ga diangkat. Sampe kepikiran seandainya terjadi sesuatu sampe ga sempet ngucapin selamat ulang taun pasti ma2 akan nyesel seumur hidup. Mana malemnya ma2 bakal pulang malem karna ada temen yg ultah. Untungnya sebelum jam pulang berhasil juga nelfon ke rumah. Yang keluarpun jadinya hanya ucapan standar,habis jadi berkaca2 sendiri, takut mewek "Bu, selamat ulang taun ya. aku sayang Ibu. Ga bisa makan2 malem ini, besok malem minggu aja ya.Aku ada acara di luar, lagian Tommy malem ini juga ga bisa kan." Ibu menjawab,"Terima kasih. ya udah , ga pa2,wong makan bisa kapan aja. ati2 di jalan ya, ntar pulangnya dijemput ga?Jangan lupa telfon pa2nya Farrel."

Gitu deh Ibunya ma2,orangnya sabar , biar cerewet juga (nurun ke ma2 juga seh). Pokoknya buat ma2, Ibu itu perempuan luar biasa. (Dulunya) Ibu sama seperti ma2 juga seorang wanita pekerja di bank pemerintah sampai pensiunnya sekitar 10taon yang lalu (ma2 uda mulai kerja saat itu). Jadi dulunya pun ma2 hanya ketemu Ibu sampe puas ya di hari Sabtu Minggu aja, selain itu ya ketemunya malem sekitar jam abis magrib gitu. Bedanya dulu kan ma2 ada yang ngasuh yaitu (Almh)Tantenya Ibu yang kita panggil "Mamah", jadi klo pulang kantor Ibu langsung ambil alih biar uda cape. Sementara sekarang habis pulang kantor, kadang teteb aja Ibu yang "megang" ka2. Sepertinya Ibu mau balas dendam karna dulu ga bisa nungguin anaknya di hari2 biasa, jadi sekarang tuh ka2 deh yang dilimpahin kasih sayang (sampe puool) sama Ibu bahkan terkadang suka bikin ma2 jadi bersitegang gara2 ma2 suka ga sependapat dengan Ibu dalam pengasuhan ka2 (kadang ka2 jadi terlalu dimanja, maklum karna cucu pertama, laki pula).

1 hal yang sekarang ini mengena banget buat ma2 adalah, Ibu selalu menanamkan, biar kita (kaum perempuan) punya uang sendiri dari kerja kita, tapi jangan sampe mengeyampiingkan keberadaan suami kita, apalagi di saat suami kita kondisi pekerjaannya lagi ga seberuntung kita. Justru kita harus memberi support. Contohnya Ibu dan Bapak sendiri, biar Bapak hanya Polisi biasa (yang "lurus" pula), Ibu tidak pernah mengunderestimate-kan Bapak, sampe anak2nya bisa pada selesai kuliah itu semua dari Ibu. Makasih ya, Bu. Ibu ngertiin banget kondisi ma2 & pa2 saat ini, apalagi ma2&pa2 masih ikutan tinggal di rumah. Ibu sih seneng aja karna jadi ga jauh dari ka2 ya, but someday jika sudah tiba saatnya ma2 & pa2 "keluar" dari rumah pun, Ibu pasti akan mensupport kita. Ibu sendiri suka cerita bahwa Ibu juga berkaca sama Eyang Putri yang kebetulan juga adalah wanita pekerja di kantor pemerintahan di Pekalongan, di mana Eyang Putripun ga bisa nungguin Ibu setiap harinya karna harus ngantor. Jadi, ma2 nih generasi ke-3 sebagai wanita pekerja yang menitipkan anak pada pengasuhan saudara dekat.

Maaf ya Bu, kalau ma2 masih suka ngerepotin Ibu, suka bikin Ibu kesel & sedih, terutama klo kita jadi bersitegang karna masalah ka2, I know how much you love ka2 (more than love me deh sekarang). Ohya, ma2 janji deh mo mulai belajar masak insyaalah dalam waktu dekat biar bisa masakin buat kita sekeluarga ya.....

finally malem minggu, 1 Nov kemaren jadi kita makan malem bareng di rumah makan favorit Ibu & Bapak yaitu "Sate Parahyangan", Bapak, ma2 & pa2 pilih sate kambing, Ibu & ka2 pilih sate ayam, semua ditambah dengan sop kambing yg eunak
tenan.



yg ini foto makan2 ultah Bapak ke 66th di tempat yg sama 1 Januari lalu (bener2 tempat favorit Bapak & Ibu ya)


I LOVE YOU, IBU....SELAMAT ULANG TAHUN...


SEMOGA PANJANG UMUR & SEHAT SELALU

Tidak ada komentar: