
Adapun 5 partisipan musiumnya adalah:
1. Musium Nasional
2. Musium Tekstil
3. Musium Wayang
4. Musium Sejarah Jakarta (Musium Fatahillah)
5. Musium Seni Rupa & Keramik

MUSIUM WAYANG
Di area pintu masuk ada meja kecil registrasi tempat beli ticket yg dijaga sama Ibu2 berumur 60tahunan yg (maaf) mukanya jaim, kayak galak gitu (meingatkan sama guru BP ma2 jaman SMA dulu). ma2 tuker free ticket dari starbucks & isi buku tamu. terus dikasi stiker musium wayang warna kuning-orange buat ditempel di baju. Si Ibu penjaga sempet bikin kaget ma2 pas doi bilang ke turis bule di depan ma2 dengan nada jutek, "NO CAMERA, PLEASE!" karna si bule bawa kamera yg digantung di lehernya. ma2 langsung pelan2 nutupin kantong jeans ma2 nyimpen kamera. Di dekat situ juga ada sepasang "Ondel" raksasa yang seperti menyambut para tamu. Sementara di sudut tangga naek ke lantai 2 ada stand kecil tempat menjual cindera mata wayang,dari pembatas buku, wayang kecil-gede dengan harga yg tidak bisa dikatakan murah (secara buatnya dari kulit sapi asli bo!). Penjaga standnya ada si mba yang ramah & informatif (maap ya kali ini kita ga beli dulu wayangnya).
Di lantai 1 terdapat lorong yg di dindingnya da relief tulisan2 Belanda (foto di atas) & ada taman kecil tanpa atap dan diujung lorong kita nemuin di display kaca boneka2 unyil & the gank (cuplis, melani, usro) yg katanya adalah versi asli yg ditayangin di TVRI jaman ma2 SD dulu.
Di lantai 2 ada tempat pagelaran wayang , komplet dengan gamelannya, yg jadwal manggungnya 3x/bulan di hari minggu 2, 3, & terakhir, mulai dari jam 10:00-14:00. Ka2 & ma2 sempet nyoba gamelannya & coba mainin wayang kulit yg biasa dipake manggung (thanks to Pak penjaga lantai 2 yg bolehin ma2 untuk beraksi jeprat-jepret). Di luar tempat pagelaran, beragam jenis wayang dalam negeri & boneka2 manca negara dipajang di display kaca.
Secara keseluruhan, musium masih terlihat lumayan perawatannya & seperti membawa kita ke jaman dulu, hanya pencahayaannya kurang bagus (terutama buat kamera ma2 yg jadul). Seperti di lantai 2, tempat gamelan, terlihat suram & panas karna tidak ada pendingin ruangan (ga tau juga sih klo pas ada pementasan apa kondisinya seperti itu juga).

Sedikit sejarahnya (bahan dari berbagai sumber):Dibangun sama kompeni Belanda tahun 1700an sebagai balai kota-nya pemerintahan VOC Belanda Batavia (katanya sih bangunannya sama dengan Istana Dam di Belanda) atas perintah Gubernur Jenderal Johan Van Hoorn di lahan +/- 1000an m2. Bangunannya sendiri terdiri dari bangunan utama dengan 2 sayap di timur & barat, bangunan sanding buat kantor, ruang pengadilan & ruang bawah tanah buat penjara. Diresmikan sendiri sebagai musium Fatahillah baru tanggal 30 Maret 1974.Ohya harga ticket masuknya juga murah Rp. 2.000/orang (anak2 free)
Barang2 peninggalan yang masih dipajang sampe sekarang ada replika jaman Tarumanegara & Pajajaran, mebel2 antik model eropa, cina & indonesia jaman dulu, lukisan2 penguasa Belanda di Batavia. Ada juga berbagai koleksi tentang kebudayaan Betawi (di lantai 1 dekat pintu masuk ada ruangan yang isinya ondel2, becak, gerobak tukang bakso, gerai tukang kelontong yg jualan rokok,dll). Ada juga dipajang dalam kotak kaca (liat foto di bawah), yang dinamakan "Pedang Keadilan", yg katanya udah memenggal banyak orang (hi.......takut)

Di halaman belakang ada juga diletakkan patung Dewa Hermes (dewa keberuntungan & perlindungan kaum pedagang) yang tadinya ada di perempatan Harmoni (dipindah ke Fatahillah th. 2000 klo ga salah). Ada juga Meriam si Jagur yang terkenal mempunyai kekuatan magis di jaman VOC (yg ada warna merah di bawah), sedang di luar halaman musium juga ditempatkan meriam2 di sudt kiri & kanan (depan lapangan/alun2). Di alun2 itu ada juga tempata air mancur & tempat duduk seperti batu (atau replika bom?) yg bisa dijadi'in tempat duduk (liat foto di bawah juga). Di tempat bekas alun2 itu biasanya kita juga bisa sewa sepeda untuk keliling Kota Lama). Ada juga penjara bawah tanah tempat menahan orang2 yg dianggap membangkang sama VOC juga para penjahat lainnya.
Secara keseluruhan, kita bisa melihat kira2 seperti apa keadaan jaman VOC dulu di Jakarta ini. Sayangnya di musium sendiri rang2nya rada lembab & lagi2 pencahayaannya kurang (atau sengaja dibikin biar menciptakan suasana mistis...serem...) Makanya kita jadi ga lama2 disini. Belum yg di ruang bawah tanahnya, ma2 mutusin untuk ga masuk ke dalem, kasian ka2 ntar pengap (apalagi tawanan jaman dulu ya). Muium ini juga dilengkapi sama toko kecil souvenir yg letaknya nyambung dengan bangunan utama di lantai dasar.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar